Produksi Kentang asal Kabupaten Bandung Relatif Tinggi

Produksi Kentang asal Kabupaten Bandung Relatif Tinggi

Kabupaten Bandung,

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung DR. Ir. H. A Tisna Umaran, MP., mengungkapkan, produksi kentang asal Kabupaten Bandung relatif tinggi, sehingga bisa memberikan kontribusi untuk kebutuhan di Jabar antara 24-26 persen. Pada Kamis (10/3/2022), Dinas Pertanian bersama para petani melaksanakan panen raya kentang di Desa Cihawuk Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung.

“Luasannya 200 sampai 250 hektare lahan pertanian kentang di Kabupaten Bandung. Karena tidak selamanya tanam kentang dan kadang-kadang ada pergiliran tanam, di antaranya ditanami jagung manis kemudian tanam kentang lagi,” kata Tisna Umaran, Kamis (10/3/2022).

Menurut Tisna Umaran, keunggulan Kabupaten Bandung itu, memiliki balai pembibitan kentang yang dikerjasamakan dengan pihak lain. Balai pembibitan kentang itu berada di Kertasari.

“Jadi relatif sumber daya manusianya paling paham dalam pelaksanaan pertanian kentang. Di antaranya, ada petani asal Kabupaten Bandung yang dibedol ke Sulawesi Selatan. Itu orang Pangalengan yang dibedol ke sana untuk tanam kentang,” kata Tisna Umaran.

Namun keberadaan lahan di Kecamatan Kertasari maupun di Pangalengan sangat kecil sehingga para petani lebih banyak menanam kentang itu pada lahan kawasan, baik di kawasan Kehutanan maupun di Perkebunan.

“Nah di Perkebunan ada slot. Slot tersebut namanya pemberdayaan masyarakat desa kebun. Memang sekarang ini, secara eksisting lahannya itu digarap oleh para petani untuk menanam sayuran,” katanya.

Namun, pihak perkebunan dalam menggunakan slot pemberdayaan masyarakat desa kebun itu, sementara diperbolehkan menanam sayuran di antara sela-sela tanaman keras atau dengan sistem tumpang sari. Misalnya, tanaman kopi dan alpukat.

“Diharapkan tanam kentang terus berjalan, tetapi terkait konservasinya bisa dikendalikan,” Imbuhnya.

Tisna Umaran pun mengungkapkan produksi kentang asal Kabupaten Bandung itu bisa memenuhi kebutuhan kentang secara nasional sekitar 24 persen, selain produksi kentang asal Garut, Majalengka, Dieng dan daerah lainnya.
“Setahun itu produksi kentang di Kabupaten Bandung bisa mencapai 40.000 ton sampai 50.000 ton,” jelasnya.

Ia pun mengungkapkan ketersediaan pangan jelang Ramadhan, khususnya cabe keriting tidak akan mengalami kekurangan. Termasuk ketersediaan bawang merah, relatif aman untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Termasuk beras juga aman. Namun yang menjadi masalah saat ini, katanya, terus menerus turun hujan.

“Jadi petani harus intensif, terkait dengan penyakit busuk buah. Namun yang dikhawatirkan menjadi masalah itu ketersediaan daging sapi, karena harganya tinggi karena harga daging sapi dari Australia naik,” katanya.

Namun lain halnya dengan harga daging sapi beku, harganya Rp 90.000/kg. Nanti daging beku bisa digelontorkan untuk pelaksanaan operasi pasar.

“Daging beku juga tak ada masalah dalam ketersediaan gizinya. Tetapi terkadang masyarakat ingin daging yang segar,” ungkapnya.

Menurutnya, pelaksanaan operasi pasar daging beku itu perlu dikoordnasikan dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian. “Supaya terjangkau oleh masyarakat,” katanya.

Sumber: Pemkab Bandung

%d bloggers like this: