Pilkada di Era Millennial, Pengamat Politik: Jualan Program “Melanjutkan” Engga Laku Lagi
Kabupaten Bandung,
Pilkada serentak saat ini sedang berlangsung di beberapa daerah di Indonesia. Perhelatan pilkada di era millennial ini menjadi sorotan bagi para kandidat agar bisa mengikuti perkembangan zaman.
Hal ini jelas mempengaruhi program-program yang akan “dijual” oleh para kandidat. Ada beberapa catatan, yaitu bagaimana visi misi yang disampaikan oleh kandidat masih dalam tataran subjektivitas.
“Banyak gagasan yang disampaikan oleh kandidat hanya sebatas program lama atau lebih dikenal dengan program “meneruskan” yang sudah berjalan. Itu menandakan jauh dari gagasan atau ide-ide baru kepada publik,” kata Analis Politik dari universitas UNIS, Dosen Fisip dan Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul saat dihubungi suarabandungnews.com.
Jika hal ini dilakukan oleh tim sukses atau organisasi yang memang sudah terhubung langsung dengan kandidat, maka bisa dipastikan kalau hal tersebut tidak ada edukasi yang baik dalam hal politik kepada masyarakat.
“Cara jualan seperti ini yang sudah tidak laku lagi di era millennial, karena menurut saya ini adalah sebuaah kemunduran,” jelasnya.
Selain itu, Adib juga menegaskan di era millennial ini gagasan, ide dan konsep harus bisa seiring dengan perkembangan tekhnologi. “Semua serba digital, ketika tim suksesnya tidak bisa membangun sebuah konsep, gagasan, ide dengan inovasi yang baru, saya pikir ini hanya kental dengan perebutan kekuasaan semata yang nantinya visi misi itu tidak bisa ditawarkan dengan baik kepada publik,” tegas Adib.
“Ketika visi misi itu tidak berisi dengan gagasan baru menurut saya hanya menjadi rongsokan dan tidak mendidik publik dalam berpolitik,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Indonesia saat ini sedang menjalankan pilkada serentak. Seperti di Tangerang Selatan, Kalimantan Barat, Kabupaten Bandung dan beberapa kota lainnya yang ada di Indonesia. (Tm/Sly)