Pertarungan Dinasty vs Wong Cilik Dalam Pilkada

Pertarungan Dinasty vs Wong Cilik Dalam Pilkada

Kabupaten Bandung,

Perhelatan pemilihan kepala daerah baru saja selesai berlangsung di beberapa wilayah Indonesia. Dan tidak menutup mata, bahwa banyak kandidat  dari kalangan petahana maju untuk memenangkan pertarungan merebut kursi kekuasaan.

Bahkan, ada juga pertarungan antara kelompok dynasty atau yang biasa disebut petahana dengan masyarakat biasa atau yang biasa diberikan julukan wong cilik. Ironisnya, dibeberapa wilayah Indonesia yang menyelenggarakan pilkada, para petahana atau kalangan dynasty ini kalah suara.

Analis politik dari universitas UNIS, Dosen Fisip dan direktur eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul mengatakan ketika Pilkada serentak banyak diisi oleh oligarki politik atau yang familiar disebut adalah trah dinasti politik melawan tokoh-tokoh yang memang berasal dari rakyat biasa atau wong cilik, tentunya sangat menarik.  

“Dinasti politik ini sudah mengakar dan saya setuju kalau hal ini menunjukan sebagai kelemahan demokrasi. Karena dinasti politik biasanya memang tokoh-tokoh yang dipersiapkan,” katanya.

Namun ketika dalam pertarungan Dinasty ini kalah dengan rakyat biasa atau Wong Cilik, menjadi bukti bahwa masyarakat berarti sudah tidak percaya lagi dengan gaya-gaya kepemimpinannya.

“Yang menarik adalah ketika ada rakyat biasa menjadi pemenang dalam pertarungan pilkada ini. Berarti kandidat tersebut memiliki “people power” yang tidak bisa diremehkan,” tegasnya.

Ditambahkan Adib berarti rakyat percaya akan kemampuan memimpin. Dan juga kompetensinya  serta program yang ditawarkan adalah program nyata bukan hanya mimpi atau iming-iming belaka.

Seperti diketahui warisan jabatan dalam sebuah pemilihan kepala daerah adalah bukanlah rahasia umum lagi. Dengan hal ini, maka bisa dipastikan sebuah “Dinasti” akan terbentuk di dalam struktur organisasi pemerintahan. (Tm/Sly)

%d bloggers like this: