Artis Maju Dalam Pilkada, Pengamat Politik: Ini Menandakan Kemunduran Demokrasi

Artis Maju Dalam Pilkada, Pengamat Politik: Ini Menandakan Kemunduran Demokrasi

Kabupaten Bandung,

Dalam perhelatan pemilihan kepala daerah yang saat ini sedang berlangsung dibeberapa wilayah yang ada di Indonesia, sering terlihat adanya sosok fublic figure atau artis yang ikut di dalam kompetisi ini.

Dengan kehadiran sosok artis dalam pemilihan kepala daerah, pastinya mempunyai maksud dan tujuan yaitu meningkatkan elektabilitas. Artis yang maju di pilkada apalagi secara domisili bukan warga daerah setempat atau tinggal diluar daerah pemilihannya. Maka dari itu, akan menjadi pertanyaan bagaimana penguasaan teritorial suatu daerah dan semua hal yang bersangkutan dengan daerah yang dipilihnya.

Analis Politik dari universitas UNIS, Dosen Fisip dan Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul mengatakan majunya sosok fublik figure atau artis, hal tersebut menandakan kemunduran demokrasi saat ini.

“Jadi, suka atau tidak suka, hal ini jelas membuktikan partai politik telah gagal dalam melakukan pengkaderan basis politik. Maksudnya adalah partai politik selalu mengambil jalan pintas ingin mempunyai kekuasaan tetapi hanya mengandalkan popularitas seorang artis dengan harapan hanya kemenangan,” katanya kepada suarabandungnews.com.

Selain itu, bisa diperdebatkan mengenai pengetahuannya soal teritorial wilayah dan apa saja yang menjadi sorotan kekurangan baik dari segi pembangunan bahkan hal lainnya.

“Hal ini bisa perdebatkan, maka dari itu saya bilang bahwa inilah mundurnya demokrasi partai politik. Karena hanya melihat bahwa artis itu populer dan disukai oleh masyarakat. Dengan begitu seolah masyarakat dibodohi dengan popularitas aja,” jelasnya kembali.

“Menurut saya bahwa partai politik tidak bisa menjamin kadernya dengan kompetensi yang tinggi, dengan kompetensi yang bagus. Bahkan ada kader yang dengan keringatnya bagus dan mau bekerja keras, namun itu semua tidak bisa menjamin diriya akan menjadi pilihan partai. Karena tidak didukung dengan material dan popularitas yang cukup untuk maju menjadi kepala daerah,” pungkasnya. (Tm/Sly)

%d bloggers like this: